Tanganku mengepal
Kerutan kernyit di dahi jelas tampak
Sampah-serampah itu membuat muak!
Gaung utara tertabrak dinding tebal
Dinding kefanaan
Berteriak hanya lahirkan serak
Sementara mulut kian tersumpal
Yang lain tidak menahu
'Ada apa gerangan?'
Oh, wahai anai-anai keparat
Nafas kalian mulai disumbat, semakin tersendat
Alon hanya sekedar lakon
Bualan para pion pilon
Gengsi dan malu biarkan apriori
Esok jadwal serangan janji, lebarkan kongsi
Demi kursi!
Sembari dijaga sekali bermimpi
Tuli sebentar,
kecam membuyar
Sayup suara picu kantuk
Sedikit...