Malam ini
Semilir angin rubuhkan rasa
Purnama seakan enggan menyapa
Enyah
Ah, langit serasa pahit
Barisan tukang becak menguap lelah
Sementara belia di pojok bermesra
Merintih tertindih
Mabuk sumpah
Gombal murahan perjaka sampah
Bocah ogah berlari
Sudah mati lapang membentang
Telah busuk pohon ditebang
Geletak saja
Sua banyolan di layar kaca
Gestur binal penjaja nafsu
Banal seiring waktu
Ronanya ibarat kembang di pekuburan
Berjajar pula wadam
Dongah berbisik kesah mega kelam
Mendung
Rintik kemudian
Tetesannya sedih diperas perih
Lacur himbau pembasahannya
Mereka acuh
Lebih rindu sang bianglala
Lebih indah citra
Aku lebih acuh!
Lalu, malam itu
Eros berbisik titah padaku
'Hampa t'lah tiada, ia tiba'
Persetanlah layu
Bahtera ini siap kukayuh, lantas melabuh
Jangan kau enyah
Dan Eros kubersumpah
Tak kubiarkannya kulai kecewa
Walau tubuhku harus membiru
Membatu
Depok Utara, larut malam pertengahan April
Sunday, April 17, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kalo gue ngutip Decil ya, puisi lu kontemporer banget. Pengen rasanya gue search di Google kata per kata artinya.
ReplyDeletebagus teman.... sebagian tau juga... perjuangan yang keras ya....
ReplyDeletebahasanya tingkat tinggi fik. Kerenn....
ReplyDelete