Saturday, July 30, 2011

Tidak Cukup Hanya Program Instan

Terbit di Harian Seputar Indonesia, Senin 25 Juli 2011. Bisa dilihat disini




Berbicara mengenai kewirausahaan domestik yang didominasi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tentunya tidak terlepas dari perannya dalam mengurangi pengangguran. Pengangguran masih menjadi masalah yang akrab melanda negeri ini. Terakhir, tingkat pengangguran menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlahnya mencapai 10%, jauh melebihi tingkat pengangguran alami yaitu sebesar 5%. Namun,jika menilik tren jumlah pengangguran selama lima tahun terakhir, terjadi pola yang cenderung menurun seiring dengan meningkatnya pamor UMKM di dalam masyarakat.
Pemerintah pun sepertinya menyadari potensi tersebut. Pada Februari lalu, melalui Kementerian Koperasi dan UKM, pemerintah mendeklarasikan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). Pencanangan GKN tersebut bisa dikatakan sebagai langkah guna meningkatkan jumlah wirausaha di Tanah Air baru yang sebanyak 0,24% dari total populasi penduduk, padahal diperlukan setidaknya 2% jumlah wirausaha dari seluruh jumlah penduduk. Sebagai bahan komparasi,negara G-20 sendiri rata-rata sebesar 5%.

Sayangnya, upaya dari pemerintah tidak memperhitungkan faktor behavior dan psikologis dari kebanyakan masyarakat negeri ini. Berbagai survei menunjukkan,angkatan kerja muda Indonesia lebih suka menjadi pekerja (terutama pegawai negeri sipil) daripada menjadi pengusaha. Terbukti dari mayoritas usaha yang dimiliki oleh domestik terkungkung di ranah UMKM saja, jarang yang masuk wilayah usaha berskala besar yang umumnya dikuasai bangsa asing.

Pentingnya peran kewirausahaan dalam sebuah negara, terutama bagi Indonesia yang masih tergolong negara berkembang, tentunya cukup signifikan. Namun, program-program rancangan pemerintah seperti GKN dan lainnya semisal kredit usaha rakyat (KUR) ataupun PNPM Mandiri hanya dapat dikategorikan sebagai “program instan” yang hanya terbatas menstimulasi jiwa kewirausahaan sampai tingkat usaha menengah. Jadi, bisa dibilang program-program semacam itu tidak substantif dan mencabut masalah hingga akarnya.

Satu hal penting yang belum dan semestinya dilakukan untuk meningkatkan kewirausahaan dalam negeri adalah mengadaptasikan pola pendidikan yang merangsang jiwa kewirausahaan, baik dalam kurikulum maupun segi pengajar,terutama pada level universitas. Karena dengan melahirkan jiwa kewirausahaan terlebih dahulu, program pendukung yang dicanangkan pemerintah menjadi efektif dan mampu dioptimalkan, sehingga tidak hanya sekadar menjadi pengurang angka pengangguran.

0 comments:

Post a Comment